Halo semuanya! Nah, seperti di judul aku bakal bercerita mengenai hubungan hobi membacaku dengan nilai-ku di sekolah. Apakah dengan tersedotnya aku dengan cerita dunia fiksi justru membuatku mendapatkan nilai yang merosot?
Aku pernah cerita di blog Awal Aku Menjadi Pecinta Buku kalau semua berawal dari bukunya Ria SW yang Off The Record itu, keudian mencoba menelusuri bacaan yang lainnya. Nah dari situ aku mulai menyisihkan sebagian besar uangku untuk membeli buku baru, serta ngecek beberapa akun penerbit atau toko yang menjual buku. Semenjak itu aku selalu mengisi waktu kosongku dengan membaca. Tapi apakah aku melupakan belajar? Jawabannya tidak. Dulu waktu itu sekolah masih offline, teman-teman. Waktuku sebenarnya sangat sedikit ditambah lagi dengan berbagai tugas yang datang menghampiri. Jadi rasanya mustahil untuk membaca buku. Terus dari mana aku bisa mendapatkan waktu untuk membaca buku tersebut?
Jujur saja memang aku adalah pembaca yang lambat dan tidak terburu-buru. Pada saat itu aku hanya punya kesempatan membaca di malam hari setelah semua urusanku selesai, atau bahkan kalau masih ada yang harus diselesaikan, aku tidak membaca buku sama sekali di hari itu. Tapi tak jarang juga aku terkadang di satu hari hanya membaca dan membaca, sekalian saja pengakuan, aku pernah membaca novel di saat besok masih ada ujian! Parah banget kan, hahaha.
Lalu terkait dengan point pertama, apakah dengan membaca novel nilaiku menjadi turun, bahkan drastis? Jawabannya mungkin bisa berbeda-beda menurut pandagan orang. Aku mau bilang iya tapi nyatanya gak terlalu, aku mau jawab nggak tapi nyatanya gak gitu juga. Jadi bisa aku bilang nilaiku tetap konstan (dan masih berada di atas aturan KKM). Ini bukan bermaksud untuk sombong atau pamer ya, teman-teman. Beberapa temanku menganggap nilaiku tinggi daripada mereka dan terbaik di antara sekelompok siswa lainnya. Tapi aku merasa bahwa nilai yang lebih tinggi dari aku juga ada, cuma dia gak ada di kelas yang sama denganku aja sih, hahaha.
Jadi kalau emang kalian mau tahu jawabanku, kurasa tidak. Bukan karena aku narsistik dan terlalu percaya diri--meskipun percaya diri itu adalah hal yang bagus dan positif--tapi memang itu yang aku rasakan selama ini. Membaca novel atau cerita fiksi tidak membuatku menurunkan beberapa angka yang tertera di rapot, tapi terkadang justru membuatku susah untuk membagi waktu saja. Jika waktunya belajar aku sih ya tetap bisa fokus dan hanya memikirkan tentang subjek yang sedang kugeluti, jadi pikirannya bukan tentang "aduh tokoh kemarin itu kan masuk ke ruangan terus sekarang gimana, ya?" nggak gitu juga. Jadi aku masih bisa mengikuti pembelajaran di kelas. Bahkan aku sempat vaccum dulu untuk berhenti baca buku selama berbulan-bulan, karena waktu itu posisinya lagi mau persiapan ujian nasional SMP, eh malah plot twist dimunculkannya pandemi yang membuat semua orang gak bisa keluar rumah. Pada waktu itu aku juga gak punya terlalu banyak uang dan harus pintar-pintar mengelolanya jadinya gak juga baca buku.
Eh, ceritanya panjang dan jadi melenceng, hahaha. Itu tadi ya penjelasan apakah nilaiku merosot karena membaca novel. Perlu diingat blog ini tidak ada niat pamer atau sombong satu persekian persen-pun. Ini hanya dibuat untuk membagikan pengalamanku selama menjadi pembaca. Membaca cerita fiksi itu justru bermanfaat, lho! Mungkin kapan-kapan bakal aku kasih tahu ke kalian manfaat membaca cerita fiksi atau novel. Pantengin terus blog ini, dan sampai ketemu di blog selanjutnya!
Komentar
Posting Komentar